Minggu, 26 Oktober 2014

KOMUNIKASI

1. KOMUNIKASI



  • Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310).


  • Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah :
a. Kendali : komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
b. Motivasi : komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
c. Pengungkapan emosional : bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
d. Informasi : komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002 : 310-311).

  • Bentuk-bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
b. Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
c. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17).
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral (menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.
a. Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
b. Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan masalah-masalah yang ada.
Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama (Robbins, 2002 : 314-315).

sistem respirasi






Respirasi memiliki beberapa definisi yaitu:
  • Proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 oleh makhluk hidup
  • Proses pembongkaran senyawa complex menjadi senyawa sederhana.
  • Proses pembongkaran senyawa organik menjadi senyawa anorganik yang terjadi di dalam sel dalam rangka mendapatkan energy atau tenaga
Rumus Respirasi : C6H12O6 + H2O ---> 6CO2 + 6H2O + Energi

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa respirasi merupakan proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dalam rangka memperoleh energi.
Proses respirasi melewati dua tahap yaitu respirasi eksternal dan respirasi internal. Respirasi eksternal merupakan proses respirasi yang berlangsung melalui alat-alat pernapasan. Sedangkan respirasi internal merupakan proses respirasi yang berlangsung di dalam sel ( di dalam sitoplasma dan mitokondria).

Jalur respirasi manusia secara runtut adalah sebagai berikut:

Hidung ---> faring ---> laring ---> trakea ---> bronkus ---> pulmo ---> alveolus ---> sel-sel tubuh.
 Alat-alat pada pernapasan manusia:
Ø  Hidung

Hidung merupakan alat pernapasan yang paling awal yang dilalui udara. Di dalam rongga hidung mengalami penyaringan dan penghangatan. Penyaringan ditunjukkan kepada benda-benda asing yang tidak berbentuk gas, misalnya debu. Benda tersebut dihalangi oleh rambut-rambut halus (silia) yang tumbuh keluar. Penghangatan yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh. Penghangatan ini terjadi akibat kontaknya silia tersebut dengan permukaan selaput lendir sehingga menjadi lembab. Jaringan yang terdapat di dalam rongga hidung adalah epithelium silindris bersilia.
Ø  Faring (Rongga Tekak)

Faring merupakan rongga persimpangan antara jalan pernapasan dengan jalan makanan (esophagus). Di dalam faring terdapat katup penutup rongga hidung yang disebut uvula atau anak tekak. Selain itu juga terdapat epiglotis yang berfungsi untuk mengatur pergantian perjalanan pernapasan dan makanan pada persimpangan tersebut.
Ø  Laring (Pangkal Tenggorokan)

Merupakan daerah pangkal batang tenggorokan yang bertindak sebagai daerah pembentukan suara, dimana di dalamnya terdapat tulang rawan yang membentuk jakun. Di dalam laring terdapat selaput suara yang ketegangannya diatur oleh serabut-serabut otot, sehingga dapat menghasilkan tinggi rendahnya nada yang diperlukan.
Ø  Trakea (Batang Tenggorokan)

Merupakan saluran respirasi yang befungsi sebagai saluran udara dan panjangnya ±10 cm serta terdiri dari 16-20 gelang cincin. Cincin-cincin ini terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Trakea ini terdiri dari 3 lapis yaitu :
a)    Lapis luar terdiri atas jaringan ikat
b)   Lapis tengah terdiri dari otot polos dan cincin tulang rawan
c)    Lapis terdalam terdiri atas jaringan epitel bersilia yang menghasilkan banyak lendir yang berfungsi untuk menangkap dan mengembalikannya ke hulu saluran pernapasan benda-benda asing yang akan masuk ke dalam peru-paru
Ø  Bronkus (Cabang Batang Tenggorrokan)

Merupakan cabang batang tenggorokan yang terletak di dalam dada. Batang bronkus menuju ke paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan lebih gampang rusak karena letaknya yang lebih tegak dibanding paru-paru kiri. Di dalam paru-paru tiap bronkus membentuk cabang-cabang yang disebut bronkiolus. Dinding bronkus juga terdiri atas tiga lapis yaitu jaringan ikat, otot polos dan jaringan epitel, seperti pada trakea, perbedaannya adalah dinding trakea jauh lebih tebal dan cincin tulang rawan pada bronkus tidak berbentuk lingkaran sempurna. Sel-sel epitel bersilia pada bronkus semakin lama akan berubah menjadi sisik epitel.
Ø  Pulmo (Paru-Paru)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada di kanan dan kiri jantung dan dilindungi oleh tulang-tulang rusuk yang berbentuk sangkar. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang disebut Pleura. Pleura ini merupakan selaput tipis rangkap dua. Diantara selaput tersebut dengan paru-paru terdapat cairan limfa, yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu mengembang dan mengempis. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus sedang paru-paru kiri hanya memiliki dua lobus. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan perubahan tekanan dalam rongga dada.
Ø  Alveolus

Merupakan saluran akhir dari sistem pernapasan. Alveolus berupa gelembung-gelembung udara. Pada bagian alveolus ini terjadi pertukaran oksigen dari udara bebas ke sel-sel darah dan karbondioksida dari darah ke udara bebas. Pertukaran ini terjadi secara difusi yang berhubungan dengan kapiler-kapiler darah. Pada paru-paru terdapat kurang lebih 300 juta alveolus.


Mekanisme Pernapasan
Manusia bernapas melalui dua tahap yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (menghembuskan udara). Inspirasi adalah proses pengambilan udara dimana udara masuk ke dalam tubuh. Ekspirasi adalah proses pengeluaran udara dari dalam tubuh.
Berdasarkan otot yang berperan aktif, pernapasan manusia dan mamalia dibedakan menjadi dua yaitu:
1.   Pernapasan Dada
Yang berperan adalah otot-otot antarrusuk atau interkostal untuk menggerakkan tulang-tulang rusuk. Mekenismenya sebagai berikut:
a.    Inspirasi, otot tulang rusuk bagian luar berkontraksi maka tulang rusuk terangkat sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan dalam paru-paru mengecil sehingga udara diluar mempunyai tekanan yang lebih besar masuk ke dalam paru-paru.
b.    Ekspirasi, bila otot-otot tulang rusuk bagian luar berelaksasi yaitu tulang rusuk dan tulang dada turun kembali sehingga volume rongga dada mengecil. Oleh karena itu tekanan bagian luar paru-paru lebih kecil daripada bagian dalam sehingga udara keluar dari paru-paru.

2.  Pernapasan Perut
Yang berperan dalam pernapasan ini adalah otot diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut)
Mekanismenya adalah sebagai berikut:
a)    Inspirasi, bila otot diafragma berkontraksi sehingga mendatar, maka rongga dada membesar. Oleh karena itu tekanan uara menjadi kecil sehingga udara masuk ke dalam paru-paru.
b)   Ekspirasi, bila otot diafragma berelaksasi, maka rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar dari paru-paru.

Pertukaran Gas Oksigen dan Karbondioksida dalam Tubuh
Pertukaran gas atau difusi gas respirasi disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara baik oksigen atau karbondioksida.
Faktor-faktor yang menentukan difusi gas respirasi melintasi membra alveolus dan kapiler darah yaitu sebagai berikut:
a)    Permeabilitas epithelium /membran respirasi. Jika membran semakin permeable maka semakin cepat proses difusi.
b)   Luas permukaan epithelium/membran respirasi. Semakin luas membran respirasinya, maka semakin cepat proses difusi berlangsung.
c)    Tekanan parsial gas yang bergantung pada persentasenya dalam seluruh bagian udara, semakin tinggi tekanan parsial, maka semakin cepat proses difusi berlangsung.
d)   Kecepatan sirkulasi darah di paru-paru atau insang. Semakin cepat peredaran darah maka semakin cepat pula proses difusinya.
e)    Kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam darah. Semakin cepat reaksi yang terjadi maka semakin cepat pula preses difusinya.

Macam-Macam Volume Udara Pernapasa
  • Volume udara tidal yaitu volume udara yang masuk dan keluar sebagai akibat pernapasan biasa, besarnya 500 cc.
  • Volume udara komplementer yaitu volume udara yang dapat masuk ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi normal, besarnya 1500 cc.
  • Volume udara suplementer yaitu vvolume udara yang masih dapat dikeluarkan setelah melakukan ekspirasi normal, besarnya sama dengan volume udara komplementer yaitu 1500 cc.
  • Volume udara residu yaitu volume udara yang tersisa di dalam paru-paru yang tidak dapat diekspirasikan , besarnya 1000 cc.
  • Kapasitas vital paru-paru yaitu volume udara yang dapat dihembuskan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi secara maksimal (volume udara tidal + volume udara suplementer + volume udara komplementer), besarnya 3500 cc.
  • Kapasitas total paru-paru yaitu volume udara yang tertampung secara maksimal di paru-paru (kapasitas vital paru-paru + udara residu) 4500 cc.

Frekuensi Pernapasan Pada Manusia
          Secara umum frekuensi pernapasan pada orang dewasa adalah 15-20 kali per menit. Frekuensi pernapasan pada pria lebih cepat dari pada wanita karena pria lebih banyak melakukan aktifitas. Cepat lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh maupun aktivitas tubuh.

sistem kardiovaskuler


1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 

 
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular

    Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular


Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:

    a)Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
    b)Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.
    c)Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.


4. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular
  1. Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular
Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:
  1. a)Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
  2. b)Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.
  3. c)Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.

A. Letak Jantung

Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada paling depan dalam rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior (Aurum, 2007).
Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300 sakpai 400 gram (Setiadi, 2007: 164).
 
B.Ruang Jantung
 
Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah beroksigen tinggi (Sherwood, Lauralee, 2001: 259-260).

a)Atrium Dextra

Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan dibandingkan ventrikel dextra dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga yang disebut Auricle. Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior dan septal licin dan rata. Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara dari vena cava. Vena cava superior bermuara pada didnding supero-posterior. Vena cava inferior bermuara pada dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava inferior ini terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup Eustachii. Pada dinding medial atrium dextra bagian postero-inferior terdapat Septum Inter-Atrialis
Pada pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk lonjong yang disebut Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan disebut Limbus Fossa Ovalis. Di antara muara vena cava inferior dan katup tricuspidalis terdapat Sinus Coronarius, yang menampung darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada atrium dextra. Pada muara sinus coronaries terdapat lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut Katup Thebesii. Pada dinding atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung, yaitu Nodus Sino-Atrial terletak di pinggir lateral pertemuan muara vena cava superior dengan auricle, tepat di bawah Sulcus Terminalis. Nodus Atri-Ventricular terletak pada antero-medial muara sinus coronaries, di bawah katup tricuspidalis. Fungsi atrium dextra adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru.

Karena pemisah vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup atau pita otot rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat bendungan darah di bagian kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam vena sirkulasi sistemik. Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium dextra akan mengalir secara pasif ke dalam ventrikel dxtra melalui katup tricuspidalisalis. 20% sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian secara aktif ini disebut Atrial Kick. Hilangnya atrial kick pada Disaritmia dapat mengurangi curah ventrikel.
 
b)Atrium Sinistra
 
Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada dinding atrium dextra. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada auricle. Atrium kiri menerima darah yang sduah dioksigenasi dari 4 vena pumonalis yang bermuara pada dinding postero-superior atau postero-lateral, masing-masing sepasang vena dextra et sinistra. Antara vena pulmonalis dan atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru. Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup mitralis.
 
c)Ventrikel Dextra
 
Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di medial atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu, tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat dari tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel dextra. Disamping itu, secara fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan ventrikel sinistra.
Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang disebut Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang disebut Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis, trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar ventrikel dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau Conus Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista Supraventrikularis yang terletak tepat di atas daun anterior katup tricuspidalis.
Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut (seperti pada emboli pulmonary massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak cukup kuat, sehingga seringkali diakhiri dengan kematian.

d)Ventrikel Sinistra
 
Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus Mitralis. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra, sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sitemik, dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga keberadaan otot-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Batas dinding medialnya berupa septum interventrikulare yang memisahkan ventrikel sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga, dimana dasar segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta.
Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua pertiga dinding septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian endocardiumnya licin. Septum interventrikularis ini membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan berkurang.
 

  B. Katub-katub Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung (Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan (Setiadi 2007: 169). Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah Sherwood, Lauralee, 2001: 261). Katub jantung dibagi dalam dua jenis, yaitu katub atrioventrikuler, dan katub semilunar.
 
a)Katub Atrioventrikuler
 
Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. Katub yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub disebut katub trukuspid (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari tiga otot yang tidak sama, yaitu:

  1. Anterior, yang merupakan paling tebal, dan melekat dari daerah Infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel dextra.
  2. Septal, Melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun membraneus. Sering menutupi VSD kecil tipe alur keluar.
  3. Posterior, yang merupalan paling kecil, Melekat pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-inferior (Aurum, 2007).

Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian, yaitu daun katup mitral anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur keluar (Aurum, 2007).
 
b)Katub Semilunar
 
Disebut semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub, yang masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee, 2007: 262). Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007: 170).
 

D.Lapisan Jantung
 
Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:
 
a)Perikardium (Epikardium)
Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini adalah suatu membran tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan, yaitu (Setiadi, 2007):

Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium parietalis membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
 
b)Miokardium
Myo berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan melingkari jantung (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri koroner (Setiadi, 2007: 172).
 
c)Endokardium
Endo berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood, Lauralee, 2007: 262).

E.Persarafan Jantung
 
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf. Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama nodus SA dan AV. Saraf-saraf simpatis jantung juga mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel (Sherwood, Lauralee, 2001: 280).
F.Vaskularisasi Jantung
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar peredaran darah dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke seluruh tubuh, kembali ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke jantung (sirkulasi pulmonal).
 
a)Arteri
Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal dari aorta tepat di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel kiri, dan arteri koroner kanan memperdarahi sebagian besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179).
 
1.Arteri Koroner Kanan
Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra (RAAB = Right Atrial Anterior Branch) dan Arteri Coronaria Descendens Posterior (PDCA = Posterior Descending Coronary Artery). RAAB memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial. PDCA memberikan aliran darah untuk Nodus Atrio-Ventrikular (Aurum, 2007).
 
2.Arteri Koroner Kiri
Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama (LMCA = Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri Circumflexa (LCx = Left Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior Sinistra (LAD = Left Anterior Descendens Artery). LCx berjalan pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung. LAD berjalan pada Sulcus Interventricular sampai ke Apex. Kedua pembuluh darah ini bercabang-cabang dan memberikan lairan darah diantara kedua sulcus tersebut (Aurum, 2007).
 
B.Vena
Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner. Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181):
Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.
Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan.
Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling besar dan paling penting, berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke dalam atrium kanan melalui ostinum sinus koronaruis yang bermuara di samping vena kava inferior.
 

1. Fisiologi Sistem Kardiovaskular
Jantung berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan metabolisme sel seluruh tubuh.
 
A.Struktur Otot Jantung
Otot jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya otot jantung tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat involunter. Kontraksi otot jantung dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada jantung.
 
B.Metabolisme Otot Jantung
Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung sangat banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami kelelahan.
 
C.Sistem Konduksi Jantung
Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system syaraf autonom hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf simpatis memacu terjadinya kontraksi sedangkan syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi. System kontraksi jantung terdiri atas :
Nodus Sinoatrialkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal sebagai pacemaker karena impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus ini.
Nodus Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan berperan sebagai gerbang impuls ke ventrikel.
Bundle His adalah serabut syaraf yang meninggalkan NAV.
Serabut Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke ventrikel terdapat pada septum interventrikularis.
Serabut Purkinje adalah serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung.

D.Kontraksi Dan Irama Jantung
Kontraksi jantung disebut disebut systole sedangkan relaksasi jantung atau pengisian darah pada jantung disebut diastole. Irama jantung dimulai dari pacemaker (NSA) dengan impuls 60-80 kali/menit. Semua bagian jantung dapat memancarkan impuls tersendiri tetapi dengan frekuensiyang lebih rendah. Bagian jantung yang memancarkan impuls diluar NSA disebut focus ektopik yang menimbulkan perubahan irama jantung yang disebut aritmia. Aritmia dapat disebabkan oleh hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kafein, nikotin karena hal tersebut dapat menyebabkan fokus ektopik kontraksi diluar kontraksi dari nodus NSA. Jika terjadi hambatan aliran impuls dari NSA menuju NAV maka impuls syaraf akan timbul dari nodus NAV dengan frekuensi yang lebih rendah yaitu sekitar 40-50 kali/menit. Jika ada hambatan pada bundle his atau serabut bundle kanan dan kiri maka otot jantung akan kontraksi dengan iramanya sendiri yaitu 20-30 kali/menit. Denyut jantung 20-30 kali/menit tidak dapat mempertahankan metabolisme otot.
 
E.Suara Jantung

  • Suara jantung terjadi akibat proses kontraksi jantung. 
  • Suara jantung 1 (S1) timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis.
  • Suara jantung 2 (S2) timbul akibat penutupan katup semilunaris aorta dan semilunaris pulmonal.
  • Suara jantung 3 (S3) terjadi akibat pengisian ventrikel pada fase diastole.
  • Suara jantung 4 (S4) terjadi akibat kontraksi atrium.
  • Suara jantung 3 dan 4 terdengar pada jantung anak.


F.Fase Kontraksi Jantung
Pada fase pengisian ventikel dan kontraksi atrium katup mitral dan trikuspidalis terbuka darah akan mengalir dari atrium menuju ventrikel. Pada fase kontraksi ventrikel isometric ventrikel mulai kontraksi dan atrium relaksasi, katup mitral dan trikuspidalis tertutup dan katup semilunar aorta dan pulmonal belum terbuka. Pada fase ejeksi ventikuler, katup semilunar aorta dan semilunar aorta dan semilunar pulmonal terbuka sehingga darah mengalir dari ventrikel menuju aorta dan arteri pulmonalis. Pada fase relaksasi isovolumentrik terjadi relaksasi ventrikel dan katup semilunar aorta dan pulmonal menutup sedangkan katup mitral dan katup trikuspidalis belum terbuka.
 
G.Cardiac Output
Cardiac Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per menit. Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan sinkron, sehingga darahpun dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik.
Besar cardiac output ini berubah-ubah, tergantung kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan nutrisi. Karena curah jantung yang dibutuhkan juga tergantung dari besar serta ukuran tubuh, maka diperlukan suatu indikator fungsi jantung yang lebih akurat, yaitu yang dikenal dengan sebutan Cardiac Index. Cardiac index ini didapatkan dengan membagi cardiac output dengan luas permukaan tubuh, dan berkisar antara 2,8-3,6 liter/menit/m2 permukaan tubuh.
Stroke Volume adalah volume darah yang dikeluarkan oleh ventrikel/detik. Sekitar dua per tiga dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastole (volume akhir diastolic) dikeluarkan selama sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut dikenal dengan sebutan Fraksi Ejeksi; sedangkan volume darah yang tersisa di dalam ventrikel pada akhir sistolik disebut Volume Akhir Sistolik. Penekanan fungsi ventrikel, menghambat kemampuan ventrikel untuk mengosongkan diri, dan dengan demikian mengurangi stroke volume dan fraksi ejeksi, dengan akibat peningkatan volume sisa pada ventrikel.
Cardiac output (CO) tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah variable, yaitu: frekuensi jantung dan stroke volume. CO = Frekuensi Jantung x Stroke Volume. Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan cukup stabil meskipun ada pada salah satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada variable yang lain.
Apabila denyut jantung semakin lambat, maka periode relaksasi dari ventrikel diantara denyut jantung menjadi lebih lama, dengan demikian meningkatkan waktu pengisian ventrikel. Dengan sendirinya, volume ventrikel lebih besar dan darah yang dapat dikeluarkan per denyut menjadi lebih banyak. Sebaliknya, kalau stroke volume menurun, maka curah jantung dapat distabilkan dengan meningkatkan kecepatan denyut jantung. Tentu saja penyesuaian kompensasi ini hanya dapat mempertahankan curah jantung dalam batas-batas tertentu. Perubahan dan stabilisasi curah jantung tergantung dari mekanisem yang mengatur kecepatan denyut jantung dan stroke volume.

sistem reproduksi manusia


1. sistem reproduksi manusia




Sistem reproduksi pada manusia merupakan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Dalam artikel kali ini akan dibahas tentang lanjutan artikel sebelumnya mengenai kesehatan reproduksi dan pada kesempatan ini yaitu sistem reproduksi pada manusia dimana akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan atau akil baligh.

Pada sistem reproduksi seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Hormon testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, di antaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun membesar serta timbul jerawat


Sedangkan sistem reproduksi pada manusia seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul membesar serta adanya tahi lalat di wajah

Sistem Reproduksi pada Manusia - Pria


Sistem Reproduksi pada Pria

Alat Kelamin Dalam :


1. Testis

2. Epididimis
3. Vas Deferens
4. Saluran Ejakulasi
5. Urethra

TESTIS

- Disebut gonad jantan
- Jumlahnya sepasang, bentuknya bulat telur
- Tersimpan dalam kantong skrotum
- Untuk memproduksi sel sperma dan hormon testosteron
- Banyak pembuluh halus (tubulus seminiferus)

EPIDIDIMIS

- Saluran yg keluar dari testes
- Salurannya panjang dan berkelol-kelok dalam skrotum
- Setiap testes pinya satu epididimis
- Tempat menyimpan sperma untuk sementara waktu
- Tempat untuk mematangkan sperma menuju vas deferens

VAS DEFERENS

- Saluran lanjutan dari epididimis
- Saluran lurus mengarah ke atas
- Bagian ujungnya terdapat dalam kelenjar prostat
- Untuk mengangkut sperma dari epididimis ke vesikula seminalis

SALURAN EJAKULASI

- Saluran pendek dari vesikula seminalis dengan uretra
- Mampu menyemprotkan sperma tinggi masuk ke uretra

URETHRA

- Saluran akhir reproduksi dalam penis
- Mempunyai dua fungsi sebagai saluran urine dan saluran kelamin

KELENJAR KELAMIN

- Vesikula seminalis
- Kelenjar prostata
- Kelenjar bulbourethra ( kelenjar Cowper)

VESIKULA SEMINALIS

- Disebut kantung mani atau vesikula seminalis
- Jumlah sepasang tetapi terikat dlm satu kantung
- Menghasilkan getah kekuningan banyak zat makanan
- Untuk memberi makan sel-sel sperma

KELENJAR PROSTAT

- Menghasilkan getah yg dialirkan ke saluran sperma

KELENJAR COWPER (BULBOURETRALIS)

- Menghasilkan getah (lendir) yg dialirkan ke uretra
- Sperma yg telah bercampur dengan cairan lain disebut semen
Alat Kelamin Luar :

1. Penis

2. Skrotum

PENIS

- Alat untuk kopulasi (memasukkan sperma kedalam organ reproduksi perempuan)
- Banyak pembuluh darah
- Banyak jaringan erektil (corpus cavernosum)
- Mulai berfungsi setelah puber (14 tahun)

SKROTUM

- pembungkus testes

SPERMATOGENESIS
  • Pembentukan sperma terjadi didalam testes (buah zakar)
  • Dimulai dari sel induk sperma (spermatogonia) yang bersifat diploid yang mengandung 23 pasang kromosom
  • Spermatogonia membelah mitosis menghasilkan spermatozoid primer yg bersifat diploid
  • Spermatozoid primer membelah reduksi (meiosis) menghasilkan spermatozoid sekunder yg haploid
  • Selanjutnya spermatozoid sekunder membelah menghasilkan spermatid, yaitu calon sperma yg belum mempunyai ekor
  • Sperma berkembang menjadi spermatozoa yg dilengkapi ekor
  • Ekor merupakan hasil pertumbuhan dari mikrotubulus
  • Setiap sperma mempunyai bagian ujung yang disebut kepala
  • Pucuk kepala mengandung akrosom yg berisi enzim hialuronidase dan proteinase
  • Kedua enzim ini berperan untuk menembus lapisan pelindung sel telur
  • Bagian tengah sperma banyak mengandung mitokondria
  • Spermatozoa orang dewasa berjumlah 200 juta
  • Produksi spermatozoa dipengaruhi FSH (folicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)
  • Produksi sperma dilakukan bersamaan dengan produksi hormon testosteron
  • Hormon testosteron merupakan kendali terhadap produksi FSH dan LH
  • Spermatazoa yg terbentuk akan melalui saluran tubulus yg berkelok-kelok terus meninggalkan testes melalui epididimis
  • Didalam epididimis spermatozoa tinggal selama kurang lebih tiga minggu hingga menjadi dewasa
  • Selanjutnya spermatozoa masuk ke vas deferens
  • Di ujung vas deferens spermatozoa bercampur getah produk kelenjar vesikula seminalis, prostat, dan cowperi
  • Ketiga kelenjar tersebut menghasilkan getah yg menjamin kehidupan spermatozoa
  • Getah ini bersifat basa, sehingga cairan semen menjadi berisifat basa
  • Suasana basa ini penting untuk melindungi spermatozoa karena uretra saluran kelamin wanita bersifat asam

Sistem Reproduksi pada Manusia - Wanita

Dan pada subjudul yang terakhir saya akan bahas mengenai sistem reproduksi pada manusia yaitu wanita. Silahkan disimak baik baik ya, semoga bisa membantu anda.

Sistem Reproduksi pada Wanita

Alat Kelamin Luar

1. VULVA

- Celah paling luar dari alat kelamin wanita
- Dibatasi sepasang bibir (kiri dan kanan)

2. LABIUM

- Bibir yg membatasi vulva
- Terdiri dari labium mayor dan minor
- Terdapat klitoris (klentit)

3. VAGINA DAN URETHRA

- Tempat bermuara dua saluran : urine (uretra) dan saluran kelamin (vagina)

Alat Kelamin Dalam


1. OVARIUM (INDUNG TELUR)
  • Jumlahnya sepasang kiri dan kanan
  • Bentuknya seperti telur
  • Terdapat didalam rongga badan didaerah pinggang dan disebelah kiri dan kanan tukang kemudi
  • Dalam ovarium terdapat kelenjar buntu penghasil hormon estrogen dan progesteron dan sel tubuh yang bertugas membentuk sel telur (folikel)
  • Seorang bayi perempuan lahir dengan sekitar 60.000 sel ini, yang terkandung dalam depresi kantung-seperti di ovarium.
  • Masing-masing sel dapat memiliki potensi untuk menghasilkan untuk pemupukan, tetapi dalam kenyataannya, hanya sekitar 400 matang selama hidup wanita itu
2. SALURAN KELAMIN, terdiri atas :

a. Tuba Falopi (salurn telur)
  • Jumlahnya sepasang kanan dan kiri
  • Bagian pangkal berbentuk corong yg disebut infundibulum tuba
  • Pada infundibulum tuba terdapat jumbai-jumbai yang sanagt penting untuk menangkap sel-sel telur yg dilepaskan oleh sel folikel ovarium
  • Sel telur yg ditangkap jumbai-jumbai akan masuk dalam tuba falopii
  • Pada daerah 1/3 bagian dari tuba ini umumnya sel telur dibuahi oleh sel sperma
  • Hasil pembuahan berupa zigot
  • Zigot kemudian bergerak menuju ker rahim / uterus
  • Gerakan ini terjadi akibat silia atau bulu getar pada sel-sel dinding tuba falopii serta gerak peristaltik otot-otot dinding tuba falopii
B. Rahim (Uterus)
  • Pertemuan dua tuba falopii membentuk rongga tempat pertumbuhan embrio yang disebut rahim atau kandung peranakan
  • Rahim manusia mempunyai ruang seperti buah pir
  • Bagian bawah rahim mengecil yang disebut leher rahim
  • Rahim tipe ini disebut tipe simpleks
  • Dinding rahim terdiri atas beberapa lapisan jaringan
  • Lapisan jaringan terdiri atas beberapa lapisan otot polos dan lapisan yg membatasi rongga rahim yang disebut endometrium
  • Lapisan endometrium tersusun atas sel-sel epithel
  • Lapisan endometrium sering disebut lapisan dinding rahim
  • Lapisan endometrium banyak menghasilkan lendir dan banyak pembuluh darah
  • Perubahan ketebalan dinding rahim dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu:
  • Menjelang ovulasi, karena pengaruh hormon estrogen
  • Setelah ovulasi, makin menebal karena pengaruh hormon progresteron
  • Pada waktu menstruasi, dinding rahim tipis kembali. Setelah menstruasi dinding rahim dibentuk kembali. Ini disebut siklus menstruasi
C. VAGINA
  • Merupakan saluran akhir dari saluran kelamin dalam wanita
  • terdapat didalam vulva
  • Merupakan alat kopulasi bagi wanita
  • Dinding vagina banyak lipatan-lipatan serta mempunyai selaput lendir yang banyak mengandung kelenjar
OOGENESIS
  • Sel telur (ovum) berasal dari oogonia (oogonium) atai sel induk telur
  • Oogonia bersifat diploid yaitu mempunyai 23 pasang kromosom
  • Oogonium akan tumbuh menjadi oosit primer
  • Oosit primer membelah meiosis menjadi 2 sel anak yg tidak sama ukurannya
  • Yang besar (normal) disebut oosit sekunder sedangkan yg kecil (kekurangan plasma sel) disebut polosit primer (badan kutub primer)
  • Pembelahan dari oosit primer menjadi oosit sekunder dan polosit primer disebut meiosis I
  • Selanjutnya oosit sekunder membelah meiosis II, menghasilkan ootid dan polosit sekunder II, sedangkan polosit primer menjadi dua polosit sekunder
  • Jadi satu oogonium menghasilkan sebuah ootid yg akan tumbuh menjadi ovum dan tiga buah polosit sekunder
  • Jadi jumlah sel akhir hasil oogenesis dan spermatogenesis berbeda. Setiap oogonium menghasilkan sebuah sedangkan setiap spermatogonium akan menghasilkan empat spermatozoa
  • Hormon yg memacu proses pertumbuhan ovum adalah FSH yg dihasilkan oleh hipofisis
  • FSH memacu aktivitas folikel ovarium agar sel telur masak dan memproduksi hormon estrogen
  • Terbentuknya estrogen akan menghambat produksi FSH oleh hipofisis
  • Terhentinya produksiFSH menyebabkan hipofisis memproduksi LH yang akan merangsang ovum keluar dari folikel
  • Proses pelepasan sel telur yg telah matang dari folikel disebut ovulasi
  • Dalam ovulasi hanya ada satu sel telur yg dilepaskan
  • Folikel kosong yg ditinggalkan ovum akan dipacu oleh LH menjadi korpus luteun (badan berwarna kuning)
  • Korpus luteum akan menghasilkan estrogen dan progresteron
  • Progresteron akan menghambat produksi LH oleh hipofisis yg memungkinkan tertahannya korpus luteum
  • Progresteron yg dihasilkan korpus luteum akan mempengaruhi perubahan pada dinding rahim
  • Dinding rahim (endometrium) siap untuk tempat implantasi sel telur yg telah dibuahi (zigot)
  • Sel telur yg meninggalkan ovarium akan ditangkap oleh fimbria dari corong yg terbuka (infundibulum) dari oviduk
  • Zigot yg dihasilkan akan bergerak menuju ke rahim
  • Disinilah zigot tumbuh yg didukung oleh endometrium rahim dan suplai makanan dan Hormon Penting dalam Menstruasi, Kehamilan, Persalinan
1. MENSTRUASI
a. Fase menstruasi : estrogen dan progesteron
b. Fase praovulasi : hormone gonadotropin merangsang mengeluarkan FSH
c. Fase ovulasi : estrogen tinggi
d. Fase pasca ovulasi : estrogen dan progesteron

2. KEHAMILAN

a. Progresteron dan estrogen
b. Prolaktin
c. Gonadotropin
d. Relaksin

3. KELAHIRAN

a. relaksin
b. Estrogen
c. Prostaglandin
d. Oksitosin

FERTILISASI (PEMBUAHAN)
  • Proses berfusinya sel telur dengan sperma.
  • Fertilisasi diawali dengan kopulasi
KEHAMILAN
  • Berkembangnya embrio di dalam uterus sejak fertilisasi terjadi hingga dilahirkan
  • Waktu kehamilan manusia berkisar 266 hari ( 38 minggu )
  • Setelah fertilisasi, zigot berkembang menjadi morula®blastula®gastrula®dan selanjutnya menuju rahim dan menempel didinding uterus.
  • Zigot berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi janin. Janin mendapat makanan dari tubuh induknya dengan perantaraan plasenta atau ari-ari.
Selaput pembungkus embrio terdiri atas bagian-bagian :
  • Amnion, menghasilkan cairan ketuban berguna untuk menjaga agar embrio tetap basah dan tahan goncangan.
  • Korion, terdapat pembuluh pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah induknya dengan perantaraan plasenta. Organ pemberi nutrisi bagi embrio.
  • Alantois berfungsi menghubungkan sirkulasi embrio dengan plasenta
  • Kantong kuning telur/ sakus vitelinus , berfungsi menyediakan makanan utama bagi embrio.
Plasenta / ari-ari berfungsi :
PLASENTA
  • untuk pertukaran gas, makanan, dan zat sisa antara ibu dan anak.
  • melindungi janin dari serangan mikroorganisme dan menghasilkan hormon.
PERSALINAN
  • Otot rahim berkontraksi, serviks membesar, dan bayi didorong ke luar. Pada saat tertekan, amnion pecah, cairan amnion keluar bersama bayi untuk melicinkan jalan keluar.
  • Pemotongan tali pusat dilakukan beberapa saat setelah bayi keluar.
  • Keluarnya plasenta terjadi kira-kira tiga puluh menit setelah bayi keluar karena dinding rahim berkontraksi lagi.
KELAINAN/ PENYAKIT PADA SISTIM REPRODUKSI MANUSIA
1. Ketidaksuburan pada perempuan
2. Ketidaksuburan pada laki-laki
4. Tumor prostat
5. Kelainan letak plasenta atau embrio
6. Kanker leher rahim

TEKNOLOGI REPRODUKSI

1. Inseminasi buatan
Terapan teknologi yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma ke dalam vagina oleh seorang ahli kesehatan
2. Bayi tabung
Terapan teknologi terhadap perempuan yang sel telurnya tidak dapat turun ke dalam oviduk
3. Intracytoplasmik sperm injection (ICSI)
Terapan teknologi dengan metode dan prosedur yang lebih canggih

Pengontrolan kehamilan

- Tujuan untuk mengatur kehamilan
- Menggunakan alat kontrasepsi baik secara mekanis maupun kimiawi
- Pengontolan kehamilan secara mekanis :
  • IUD : menghalangi implantasi
  • Diafragma : mencegah sperma masuk uterus
  • Kondom : mencegah sperma masuk vagina
- Pengontrolan secara kimiawi :
  • Spermisida baik dalam bentuk busa, jeli atau tablet : mematikan sperma
  • Penggunaan kontrasepsi secara oral berupa pil : mengandung hormon sintetik estrogen dan progesteron yang dapat mencegah ovulasi.
- Sterilisasi : mencegah kehamilan dengan tingkat keberhasilan 100%
  • Vasektomi :pemotongan dan pengikatan vas deferens
  • Tubektomi :pemotongan dan pengikatan tuba fallopii