ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM PERSEPSI-SENSORI
- ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA
Kelopak atau
palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi
kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra merupakan
alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma,
trauma sinar dan pengeringan bola mata.Dapat membuka diri untuk memberi jalan
masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.Pembasahan dan.
pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air mata dan
sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata.
Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.
Kelopak mempunyai
lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi
selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Gangguan penutupan
kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitis
et lagoftalmos.
Pada kelopak
terdapat bagian-bagian :
1. Kelenjar
seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis
pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.
2. Otot seperti :
M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah,
dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat
otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis
berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra,
yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan
sebagian menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah.
Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus
(lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
3. Di dalam
kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di
dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.
4. Septum orbita
yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas
isi orbita dengan kelopak depan.
5. Tarsus ditahan
oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan
rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan
penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20 pada
kelopak bawah).
6. Pembuluh darah
yang memperdarahinya adalah palpebra.
7. Persarafan
sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang kelopak
bawah oleh cabang ke II saraf ke V.
Konjungtiva tarsal
yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan melakukan eversi
kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva
merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang menghasilkan musin.
Sistem Lakrimal
Sistem sekresi air
mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem ekskresi mulai
pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus
nasolakrimal, meatus inferior.
Sistem lakrimal
terdiri atas 2 bagian, yaitu :
1. Sistem produksi
atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporo antero superior
rongga orbita.
2. Sistem
ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus
lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di¬bagian depan
rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga
hidung di dalam meatus inferior.
Film air mata
sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam sakus
lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak menyinggung bola
mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang disebut epifora.
Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari
kelenjar lakrimal.
Untuk melihat
adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya dilakukan penekanan
pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai dakriosistitis,
maka cairan berlendir kental akan keluar melalui pungtum lakrimal.
Konjungtiva
Konjungtiva
merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang.3
Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva
mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat
membasahi bola mata terutama kornea
Selaput ini
mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau lensa kontak
(contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-sama dengan
kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar
cornea tidak kering.
Konjungtiva
terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1. Konjungtiva
tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus.
2. Konjungtiva
bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.
3. Konjungtiva
fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva
tarsal dengan konjungtiva bulbi. Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan
dengan sangat longgar dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah
bergerak.
Bola Mata
Bola mata
berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan
(kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk
dengan 2 kelengkungan yang berbeda.
Bola mata dibungkus
oleh 3 lapis jaringan, yaitu :
1. Sklera
merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan
bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea
yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.
Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera.
2. Jaringan uvea
merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang yang
potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang
disebut perdarahan suprakoroid.Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan
siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat
mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh
para¬simpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh
parasim¬patis. Otot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa
untuk kebutuhan akomodasi.
Badan siliar yang
terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang
dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea
dan sklera.
3. Lapis ketiga
bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan lapis
sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan merubah
sinar menjadi rangsang¬an pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat
rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas
dari koroid yang disebut ablasi retina.
Badan kaca mengisi
rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya menempel pupil saraf
optik, makula dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di dalam badan kaca
disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi retina.
Lensa terletak di
belakang pupil yang dipegang di daerah ekuator¬nya pada badan siliar melalui
Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat
sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.
Terdapat 6 otot
penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di daerah
temporal atas di dalam rongga orbita.
Sklera
Bagian putih bola
mata yang bersama-sama dengan kornea merupa¬kan pembungkus dan pelindung isi
bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea.1 Sklera
sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak bening, tidak
kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.
Sklera anterior
ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mem¬punyai kekakuan
tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata.1 Dibagian belakang
saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut disebut kribosa. Bagian luar
sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon dan dibagian depan
oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon terdapat episklera.
Bagian dalamnya berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh
filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding luar
ruangan suprakoroid.
Kekakuan sklera
dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau merendah pada eksoftalmos
goiter, miotika, dan meminum air banyak.
Kornea
Kornea (Latin
cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang
tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan
dan terdiri atas lapis :
1. Epitel
a) Tebalnya 50 pm,
terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang sating tumpang tindih;
satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.
b) Pada sel basal
Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini ter¬dorong ke depan menjadi lapis
sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan
erat dengan sel basal di sampingya dan sel poligonal di depannya melalui
des¬mosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit,
dan glukosa yang merupakan barrier.
c) Sel basal
menghasilkan membran basal yang melekat erat kepada¬nya. Bila terjadi gangguan
akan mengakibatkan erosi rekuren.
d) Epitel berasal
dari ektoderm permukaan.
Membran Bowman
a) Terletak di
bawah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak
teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
b) Lapis ini tidak
mempunyai daya regenerasi
Stroma
Terdiri atas lamel
yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan
terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat kolagen ini
bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang
kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang
merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkem¬bangan embrio atau sesudah
trauma.
Membran Descement
a) Merupakan
membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea dihasilkan sel
endotel dan merupakan membran basalnya.
b) Bersifat sangat
elastik dan berkembang terns seumur hidup, mempunyai tebal 40 µm.
EndotelBerasal
dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 pm. Endotel
melekat pada membran descement melalui hemi¬desmosom dan zonula okluden.
Kornea dipersarafi
oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf
nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam
stroma kornea, menembus membran Bow¬man melepaskan selubung Schwannya. Seluruh
lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir
saraf. Bulbul Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya
regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.
Trauma atau
penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu
sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunyai
daya regenerasi.
Kornea merupakan
bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan.
Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50
dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.
Uvea
Walaupun
dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan dinding kedua bola mata
yang lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid.
Pendarahan uvea
dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri siliar
posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat tempat
masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada
setiap otot superior, medial inferior, satu pada otot rektus lateral. Arteri
siliar anterior dan posterior ini ber¬gabung menjadi satu membentuk arteri
sirkularis mayor pada badan siliar. Uvae posterior mendapat perdarahan dari 15
– 20 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar tempat
masuk saraf optik.
Persarafan uvea
didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan otot
rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di
bagian posterior yaitu :
1. Saraf sensoris,
yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut sensoris untuk
komea, iris, dan badan siliar.
2. Saraf simpatis
yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis yang
melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi
pupil.
3. Akar saraf
motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan pupil.
P ada ganglion
siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris terdiri atas bagian
pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris dan koroid.
Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm temporal dan
7 mm nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal,
radiar, dan sirkular.
Ditengah iris
terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang mengatur banyak sedikit¬nya cahaya
yang masuk kedalam mata. Iris berpangkal pada badan siliar dan memisahkan bilik
mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan depan iris warnanya sangat
bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil yang
disebut kripti.
Badan siliar
dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang terdiri atas otot-otot
siliar dan proses siliar.
Otot-otot siliar
berfungsi untuk akomodasi. Jika otot-otot ini berkontraksi ia menarik proses
siliar dan koroid kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula Zinn sehingga lensa
menjadi lebih cembung.
Fungsi proses
siliar adalah memproduksi Humor Akuos.
Koroid adalah
suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya diantara sklera dan.
retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik. Koroid kaya
pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada retina.
Pupil
Pupil merupakan
lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
Pupil anak-anak
berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis. Orang dewasa ukuran
pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau yang
dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.
Pupil waktu tidur
kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur
sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :
1 Berkurangnya
rangsangan simpatis
2 Kurang
rangsangan hambatan miosis
- Anatomi Fisiologi Hidung
1 Hidung Bagian
Luar
Kerangka bagian
luar hidung terdiri dari unsur tulang dan kartilago. Sepasang ossa nasalia yang
menjadi penentu pangkal hidung bersendi di bagian atas dengan ossa frontalia
dan ke lateral dengan processus nasalis ossis maxilaris. Konfigurasi bagian
hidung lainnya terbentuk dari empat kartilago hidung bagian luar. Dua kartilago
lateral bagian atas bersendi di garis tengah dengan bagian dorsal septum nasi,
dan dua kartilago lateral bagian bawah membentuk struktur ujung hidung.
Collumella dibentuk dari crurae medialis kedua kartilago bagian bawah.
a Suplai Darah
Hidung luar
menerima suplai darah utama dari cabang-cabang arteria facialis dan
anastomosis-anastomosis-nya dengan arteria infraorbitalis dan arteri
supraorbitalis serta supratrochlearis. Darah vena dari hidung luar mengalir
melalui vena facialis anterior dan posterior ke dalam sistem jugularis interna
dan melalui vena angularis yang berhubungan dengan vena orbitalis dan
opthalmica yang bermuara ke dalam sinus cavernosus. Terdapat hubungan-hubungan
vena di sebelah dalam antara vena infraorbitalis dan plexus venosus
pterygoideus. Vena di bagian wajah ini tidak mempunyai katup; dengan demikian,
infeksi di daerah ini cenderung menyebar lebih cepat ke arah sentral daripada
ke daerah tubuh lainnya.
b Persarafan
Persarafan ke
hidung luar berasal dari cabang-cabang terminal N. Trigeminus (N V), yakni N.
Infratochlearis (V1), N. Nasalis externus (cabang ethmoidalis anterior V1), N.
Infraorbitalis (V2)
2 Hidung Bagian
Dalam
Bagian dalam
hidung dibagi menjadi dua rongga oleh septum nasi. Septum ini terdiri dari dua
tulang di bagian posterior (lempeng yang tegak lurus dengan ethmoid dan vomer)
dan karilago septum bersegi empat di belah anterior. Seluruh septum berada di
dalam bungkus mukoperikondrial dan mukoperiostial yang bersambung lapisan lain
dasar hidung dan dinding lateral. Dinding lateral hidung mempunyai anatomi yang
rumit. Yang paling menonjol adalah concha superior, media, dan inferior
(kadangkala ada concha keempat, yaitu choncha suprema). Conchal inferior adalah
concha yang terbesar dan kaya pembuluh darah. Concha media kaya kelenjar mukosa
dan sering mengandung sel-sel udara. Meati nasales diberi nama sesuai dengan
concha yang berada diatasnya. Di meatus inferior, terdapat muara ductus
nasolacrimalis. Di meatus medius terdapat ostia sinus maxillaris, frontalis,
dan ethmoidus anterior. Sel-sel ethmoidus anterior dan sinus sphenoideus
bermuara ke dalam meatus superior atau recessus sphenoethmoideus.
a Suplai Darah
Suplai darah
hidung sebelah dalam berasal dari sistem arteri karotis eksterna dan internal.
Pembuluh darah yang paling sering menimbulkan epistaksis (area Kiesselbach) di
septum nasi anterior merupakan cabang termonbal arteri ethmoidalis anterior dan
superior, cabang septalis arteri sphenopalatina, cabang-cabang dari arteri
nasopalatina, dan cabang terminal a. Labialis superior. Dinding lateral hidung
mendapatsuplai darah dari arteriae ethmodiales dan cabang nasal lateral
r.sphenopalatinus a.maxillaris internae. Drainase vena hidung bagian dalam
seperti hidung bagian luar dapat mengalrkan darah ke sistem fasial,oftalmik,
dan sistem pterigoid. Kecuali penciuman, sensasi di hidung sebelah dalam
dihantarkan oleh cabang dari cabang pertama dan kedua n.tregeminus. serabut
simpatis yang mempersyarafi pembuluh darah di dalam hidung berasal dari plexus
caroticus yang berjalan bersama dengan n.carotis externus dan dari bagian
petrosus profundus n.vidianus. serabut parasimpatis pasca ganglion yang
mempersarafi kelenjar sekretorik didalam hidung mempunyai badan sel di dalam
ganglion sphenopalatinum dan serabut praganglion berjalan bersama dengan
n.vidianus. dibawah kondisi normal, hidung dilapisi oleh epitel pernapasan yang
merupakan epitel bertingkat, bersilia, dan kolumnar.
Sinus paranasal
adalah ruang berisi udara berpasangan yang dilapisi oleh membran mukosa. Sinus
tersebut berkembang sebagi kantong-kantong keluar dari membran mukosa hidung
dengan kecepatan perkembangan yang berbeda selama masa bayi dan kanak-kanak.
Sinus maxillaris adalah sinus yang terbesar dan terletak didalam maxilla tepat
dibawah orbita. Sinus ethmoidales yan berjumlah lebih banyak terletak disebelah
medial orbita dan dipisahkan oleh lamina papyraceayang tipis. Sinus ethmoidales
di bagi menjadi banyak sel oleh jaringan-jaringan septa tulang yang
kecil0kecil. Sinus frontales terletak disebalah anterior dan diatas sinus
ethmoidales dan dpisahkan oleh sebuah septum. Dibelakang sinus ethmoidales ,
posterior terdapat sinus sphenoidales yang biasanya di bagi secara tidak
sebanding oleh sebuah septum. Struktur-struktur vital yang berkaitan erat
dengan sinus sphenoidales antara lain kelenjar hipofisis tang terletak
disebelah posterosuperior dan arteriae carotis internae dan nn.optici yang
terletak disebelah lateral .
FISIOLOGI
Empat fungsi vital
hidung adalah penghidu, pengendali suhu, pengendali kelembapan dan filtrasi
partikel.
1. Penghidu
Proses penghidu
berlangsung melalui rambut-rambut sensorik N I, yang menembus lamina cribrosa.
Sekalipun dapat terjadi beberapa gangguan penhidu, penebab anosmia tersering
(tidak ada sensasi menghidu) adalah hanya obstruksi hidung, sederhana seperti
yang terjadi pada influenza atau poliposis hidung yang menghalangi aliran udara
untuk mencapai daerah penghidu
2. Pengendali suhu
udara
Pengendali suhu
udara yag dihirup diatur ketika udara melewati permukaan cochae yang luas.
Jaringan kapiler yang banyak terdapat dalam jaringan semierektil memungkinkan
pertukaran kalori yang efektif. Beberapa pun suhu yang dihirup didalam
nasofaring jarang berfluktuasi lebih dari 30 F dari suhu tubuh normal.
3. Pengendali
kelembapan
Selimut mukosa
yang padat yang dibentuk oleh kelenjar mukosa yang sangat banyak di dalam
mukosa hidung memungkinkan pelembapan udara yang dihirup secara konstan.
Diperkirakan sebanyak 1 liter cairan hilang melalui hidung sepanjang bernapas
selama 24 jam.
4. Filtrasi
partikel
Sistem mukosiliar
hidung membetikan fungsi filtrasi yang melindungi terhadap bahan artikel yang
terhirup. Kelenjar submukosa dan sel-sel goblet di epitel pernapasa memasok
mukus yang mengalir terus-menerus sehingga membentuk selimut kental
(menghasilkan lebih dari 1 liter setiap hari). pH sekret tetap konstan pada
angka 7 dan juga mengandung lisozim dan mensekresi imunoglobulin IgA.
Pergerakan ritmik silia epitel mengerakan selimut mukosa ini dengan kecepatan beberapa
milimeter per menit yang kemudian digantikan kembali kira-kira setiap 20 menit.
Fungsi-fungsi
sinus paranasal lainnya antara lain meringankan bobot tengkorak memberikan
fungsi hidung tambahan , membrikan penahan suhu udara untuk otak, ikut mempertajam
penghidu, menambah resonasi suara dan memberikan penopang semacam bantalan
(bumper) untuk melindungi wajah dari trauma.
SISTEM PERSYARAFAN
HIDUNG
1. Membran
Olfaktorius
Membran
olfaktorius terletak di bagian superior setiap lubang hidung. Di sebelah
medial, membran olfaktorius terlipat kebawah disepanjang permukaan septum
superior disebelah lateral terlipat di atas turbinat superior dan bahkan diatas
sebagian kecil permukaan atas turbinat medial disetiap lubang hidung, membran
olfaktorius mempunyai luas permukaan sekitar 2,4cm persegi.
2. Sel-sel
olfaktorius
Sel-sel reseptor
untuk sensasi penghidu adalah sel-sel olfaktorius yang pada dasarnya merupakan
sel saraf bipolar yang berasal dari sistem saraf pusat itu sendiri. Terdapat
sekitar 100juta sel seperti ini pada epitel olfaktorius yang terbesar diantara
sel-sel sustentakular. Ujung mukosa dari sel olfaktorius membentuk tombol yang
dari tempat ini akan dikeluarkan 4-25 rambut olfaktorius (silia olfaktorius)
yang berdiameter 0,3 mikrometer dan panjangnya sampai 200 mikrometer,
terproyeksi ke dalam mukus yang melapisi permukaan dalam rongga hidung. Silia
olfaktorius yang terproyeksi ini akan membentuk alas yang padat pada mukus, dan
ini adalah silia yang bereaksi terhadap bau di udara, dan kemudian akan
merangsang sel-sel olfaktorius. Pada membran olfaktorius diantara sel-sel
olfaktorius tersebar banyak glandula bowman yang kecil, yang menyekresi mukus
ke permukaan membran olfaktorius.
3. Penjalaran
sinyal-sinyal penghidu ke dalam sistem saraf pusat
Pada kenyataannya,
bagian otak yang merupakan asal mula dari olfaksi ini kemudian berkembang
menjadi struktur dasar otak yang mengendalikan emosi dan aspek perilaku lainnya
pada manusia. Sistem ini disebut sistem limbik
4. Penjalaran
sinyal-sinyal olfaktorius ke dalam bulbus olfaktorius
Serabut saraf yang
kembali dari bulbus disebut Nervus Kranialis I atau traktus olfaktorius. Namun
demikian, pada kenyataannya kedua traktus dan bulbus merupakan pertumbuhan
jaringan otak dari dasar otak ke arah anterior. Pembesaran yang berbentuk bulat
pada ujungnya disebut bulbus olfaktorius terletak pada lempeng kribriformis
yamg memisahkan rongga otak dari bagian atas rongga hidung. Lamina krimbiformis
memiliki banyak lubang kecil yang merupakan tempat masuknya saraf-saraf kecil
dalam jumalh yang sesuai berjalan naik dari membran olfaktorius di rongga
hidung memasuki bulbus olfaktorius di rongga kranial menggambanrka hubungan
yang erat antara sel-sel olfaktorius di membran olfaktorius dengan bulbus
olfaktorius yang memperlihatkan bahwa aksonakson pendek dari sel olfaktorius
akan berakhir di struktu globular yang multipel di dalam bulbus olfaktorius
yang disebut glomeruli. Setiap bulbus memiliki beberapa ribu macam glomerulus
yang merupakan ujung dari sekitar 25.000 akson yang berasal dari sel
olfaktorius. Setiap glomerulus merupakan ujung untuk dendrit yang berasal dari
sekitar 25 sel-sel mitral yang besar dan sekitar 60 sel-sel berumbai yang lebih
kecil dengan badan sel yang terletak di bulbus olfaktorius pada bagian superior
glumeruli. Dendrit ini menerima sinaps dari sel olfaktorius, sel mitral dan sel
berumbai yang mengirimkan akson-akson melalui traktus olfaktorius untuk
menjalarkan sinyal-sinyal olfaktorius ke tingkat yang lebih tinggi di sistem
saraf pusat.
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa glomeruli yang berbeda akan memberi respon bau
yang berbeda pula. Kemungkinan bahwa glomeruli tertentu merupakan petunjuk
sebenernya untuk menganalisis berbagai sinyal bau yang dijalarkan ke dalam
sistem saraf pusat.
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
- Sistem pendengaran
Sistem yang
digunakan untuk mendengar.Hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran
yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Manusia dapat mendengar
dari 20 Hz sampai 20.000 Hz.
Pendengar luar
terdiri atas daun telinga dan liang telinga luar. Daun telinga adalah sebuah
lipatan kulit yang berupa rangka rawan kuping kenyal. Bagian luar liang telinga
luar berdinding rawan, bagian dalamnya mempunyai dinding tulang. Ke sebelah
dalam liangTelinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah
meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada
telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke
otak untuk diolah.
1. Anatomi Telinga
Telinga mempunyai
reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga
bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah,
dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga
tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada
pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa
impuls ke otak untuk diolah.
Susunan Telinga
Telinga tersusun
atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
a. Telinga luar
Telinga luar
terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga).
Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang
mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun
telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan
kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar
yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang
menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar
permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.Pendengar luar terdiri
atas daun telinga dan liang telinga luar.
Daun telinga
adalah sebuah lipatan kulit yang berupa rangka rawan kuping kenyal. Bagian luar
liang telinga luar berdinding rawan, bagian dalamnya mempunyai dinding tulang.
Ke sebelah dalam liang. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan
telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam.
Reseptor yang ada
pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa
impuls ke otak untuk diolah.Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran
luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai
bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai
penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai
dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan
membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang
telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing
tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan
gendang telinga tidak kering
b. Telinga tengah
Bagian ini
merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang.
Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan
faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran
timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela
oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu
terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut
adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan
(inkus).
Kedua tulang ini
terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang.
Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan
jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang
memungkinkan gerakan bebas. Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk
mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi
rongga telinga tengah ke jendela oval.Bagian ini merupakan rongga yang berisi
udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran
Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah
berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga
tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang
keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu
terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut
adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan
(inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak
sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang
berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi
terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Pendengar tengah
terdiri atas rongga gendangan yang berhubungan dengan tekak melalui tabung
pendengar Eustachius. Dalam rongga gendangan terdapat tulang-tulang pendengar,
yaitu martil, landasan dan sanggurdi. Martil melekat pada selaput gendangan dan
dengan sebuah sendi kecil juga berhubungan dengan landasan.
Landasan
mengadakan hubungan dengan sanggurdi melekat pada selaput yang menutup tingkap
jorong pada dinding dalam rongga gendangan telinga manusia. Fungsi rangkaian
tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga
(membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
c. Telinga dalam
Bagian ini
mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.5
bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
1. Tiga saluran
setengah lingkaran
2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea atau
rumah siput
Sakulus
berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah
lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan
keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung
organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar,
yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah
dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal)
yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran.
Di antara saluran
vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara
saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran
tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang
paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk
mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan
membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan
berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar.
Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
1. Telinga Luar
(Auter Ear)
· Aurikula / daun
telinga : Terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Berfungsi untuk
menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam MAE (Meatus Akustikus
Eksterna)
· Meatus Akustikus
Eksterna / Liang telinga luar : Panjang ± 2,5 cm, berbentuk huruf S, 1/3 bagian
luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kelenjar
serumen yang bersifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit
· Kanalis
auditorius eksternus : Panjangnya sekitar 2,5cm, kulit pada kanlis mengandung kelenjar
glandula seruminosa yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut
serumen. Serumen mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan pada
kulit.kanalis auditorius eksternus akan berakhir pada membrane timpani.
2. Telinga Tengah
· Membran Timpani
/ gendang telinga.Gendang telinga terdiri atas 3 lapis:
1. Lapis luar
(lanjutan kulit dari liang telinga)
2. Lapis tengah
(jaringan ikat yang lentur)
3. Lapis dalam
(selaput lendir).
Terdiri dari
jaringan fibrosa elastis. Berbentuk bundar dan cekung dari luar. Terdapat
bagian yang disebut pars flaksida, pars tensa, dan umbo. Refleks cahaya kea rah
kiri jam tujuh dan jam lima ke kanan. Dibagi menjadi 4 kuadran, yaitu: atas
depan, atas belakang, bawah depan, dan bawah belakang. Berfungsi menerima
getaran suara dan meneruskannya ke tulang-tulang pendengaran.
· Tulang-tulang
pendengaran : Terdiri dari maleus, incus, dan stapes. Berfungsi menurunkan
amplitude getaran yang diterima membran timpani dan meneruskannya ke jendela
oval.
· Cavum Timpani :
Merupakan ruangan yang berhubungan dengan tulang mastoid sehingga bila terjadi
infeksi pada telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis.
· Tuba Eustachius
: Bermula di ruang timpani kea rah bawah sampai nasofaring. Struktur muosa
merupakan lanjutan mukosa nasofaring. Tuba dapat tertutup pada kondisi
peningkatan tekanan suara secara mendadak, dan terbuka saat menelan dan bersin.
Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar dan di dalam telinga
tengah
3. Telinga Dalam
· Koklea : Skala
vestibule yang berhubungan dengan vestibular berisi perylimph. Skala timpani
yang berakhir pada jendela bulat, berisi perylimph. Skala media/duktus
koklearis berisi endolimph. Dasar skala vestibule disebut membran basalis,
dimana terdapat organ corti dan sel rambut sebagai organ pendengaran.
· Kanalis
Semisirkularis : Terdiri dari 3 duktus yang masing-masing berujung pada ampula
(sel rambut, krista, kupula), yang berikatan dengan system keseimbangan tubuh
dalam rotasi.
· Vestibula :
Terdiri dari sakulus dan utrikel yang mengandung macula. Berkaitan dengan
system keseimbangan tubuh dalam hal posisi.
2. Fisiologi
Pendengaran
Proses mendengar
diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut
menggetarkan membran timpani, diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian
tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang
pendengaran dan perkalian perbandigan luas membran timpani dan tingkap lonjong.
Energi getar yang
telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang akan menggerakkan
tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran
diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan
menimbulkan gerak relative antara membran basalis dan membran tektoria.
Proses ini
merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia
sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan
listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut
sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan
potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius
sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.(tambahan anfis:
ari + aan)
Gelombang bunyi
yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan
diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea
pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran
vestibulum.
Getaran cairan
tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam
saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan
dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada
jendela bundar.
Getaran dengan
frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan
menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambutsel
menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran
tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan
kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak
melalui saraf pendengaran.
Cara kerja indra
pendengaran
Gelombang bunyi
yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan
diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea
pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran
vestibulum.
Getaran cairan
tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam
saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan
dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada
jendela bundar.
Getaran dengan
frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan
menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran
tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan
kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak
melalui saraf pendengaran.
Susunan dan Cara
Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat
vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang
dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di
dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup
saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor,
sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang
ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai
rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula.
Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan
di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya
berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat.
Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls
yang akan dikirim ke otak.Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan
berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula
(kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup
saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampulayang berisi reseptor,
sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan.
Alat keseimbangan
yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai
rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula.
Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan
kepala.Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok
sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith,yaitu
butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada
rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar