- 1 SISTEM TEKNOLOGI KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
Sistem Informasi
Kesehatan
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan
informasi di seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan
pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan
sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes
mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan
dari sudut padang manejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi
informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. (Sanjoyo).
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis computer (Computer
Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir
dekade 80’an. Rumah sakit di Indonesia sudah ada yang memanfaatkan komputer
untuk mendukung operasionalnya. Namun, tampaknya komputerisasi dalam di
instansi rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskansemua pihak.
2.2 Sistem
informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari
ilmu komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah
manajemen ,proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun
1960-1970 -an adalah dengan pendokumentasian keperawatan
terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan
klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam
pendokumentasian keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995)
sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan
menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar
dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan
dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan
efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan
kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu
organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat
dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat,
terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.
2.3
Sejarah Sistem Informasi Keperawatan
Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu,
tetapi rumah sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat
mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer
oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an,
penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status
dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf
keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem
informasi rumah sakit diterapkan dan perawat mulai menerapkan sistem informasi
manajemen keperawatan. Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem mikro komputer
yang semakin mendukung pengembangan sistem informasi keperawatan. Di Indonesia
sistem informasi manajemen keperawatan masih minim penerapannya,
pendokumentasian keperawatan umumnya masih menggunakan pendokumentasian
tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang sistem informasi
kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010
(Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun di
Rumah Sakit kemudian di masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum optimal.
2.4 Fungsi
Sistem Informasi Keperawatan
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan
berdasarkan 4 fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:
A. Proses perawatan
pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah
dilakukan oleh perawat kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan,
jadwal perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif,
beban kerja , administrasi pasien.
B. Proses managemen
bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk
secara efektif menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara
spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi
informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang
aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen
perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan
sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi
C. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi
pada pasien dan subjek lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan,
perjanjian dan penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk
pesan.
D. Proses Pendidikan dan
Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.
2.5 Keuntungan
Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan
- Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan
- Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam penyimpanan arsip.
- Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.
- Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan.
- Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan keputusan secara cepat
- Meningkatkan produktivitas kerja.
- Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan
Sedangkan menurut
Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari dokumentasi
berbasis komputer yaitu:
- Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
- Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
- Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu lokasi.
2.6 Penerapan Sistem
Informasi Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari
dokumentasi klinis. Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang
berkualitas. Untuk meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat maka perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat
mendukung dalam dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas
dokumentasi. Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu
diimbangi oleh kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan
komputer maka perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam
penggunaan teknologi informasi, dan penilaian kritis penting untuk profesional
perawat. (Docker, et all.,2003)
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah
dokumentasi keperawtan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering
ditemukan bahwa proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi
keperawatan.Sering kita menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya
antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih
rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan.
Masalah-masalah ini menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan
sistem berbasis komputer untuk mengurangi beban perawat dalam
dokumentasi.Penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan
keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi
asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan
kualitas juga memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen
keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam
hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas
dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan diterapkannya Quality of
Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-DIO).Penelitian ini mendukung
penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan diagnosis,
intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka untuk
meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui
pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan
intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi,dan untuk mengidentifikasi
hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi tersebut membuktikan
bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi
keperawatan dan harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara
elektronik. (Mueller, et all.2006).
2.7 Telenursing
A. Definisi
Telenursing adalah upaya
penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam
bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari
telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non
medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh
perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal
video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh
menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat
ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara
fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video
conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.
B. Keuntungan Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan
telenursing yaitu :
- Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
- Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
- Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
- Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
- Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Selain manfaat di
atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan ( model
distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika
kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video
conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning.
C. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah,
rumah sakit melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase
dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home
care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan
darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui
system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu
untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh
bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak
nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan
penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner.
Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam
perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong
perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online.
Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak
antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien
dan keluarganya.
2.8 Telemedicine
Telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Aplikasi telemedicine saat
ini, menggunakan dua negara teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi
antara fasilitas-fasilitas kesehatan dan
memakai peralatan video conference. Dapat kita pahami
bahwa cakupan telemedicine cukup luas, meliputi penyediaan pelayanan kesehatan
(termasuk klinis, pendidikan dan pelayanan administrasi) jarak jauh, melalui
transfer informasi (audio, video, grafik), dengan menggunakan perangkat-perangkat
telekomunikasi (audio-video interaktif dua arah, komputer, dan telemetri) dengan melibatkan
dokter, pasien dan pihak-pihak lain. Secara sederhana, telemedicine
sesungguhnya telah diaplikasikan ketika terjadi diskusi antara dua dokter
membicarakan masalah pasien lewat telepon.
A. Sejarah Telemedicine
Ide tentang pemeriksaan dan evaluasi kesehatan dengan
menggunakan perangkat jaringan telekomunikasi bukanlah hal yang baru. Setelah
diperkenalkan pesawat telepon, percobaan telemedicine telah dilakukan pertama
kali dengan men-transmisi-kan rekaman ekg melalui jaringan
telepon sistem analog. Walaupun jarak
tempuh transmisi hanya beberapa kilometer, namun nilai klinisnya tidak begitu
bermakna. Setelah itu, beberapa kali dicoba untuk melakukan transmisi suara
jantung dan napas antar dokter dan pasien.
Setelah Perang Dunia ke-II (1945), teknik transmisi foto dikembangkan
oleh militer di eropa. Pengalaman tersebut memberikan inspirasi para pioner
kedokteran dalam mengembangkan teknik pengiriman gambar-gambar medis tentang
penyakit dan kelainan dari pasien ke dokter. Sejumlah peneliti kedokteran pada
saat itu telah melakukan kegiatan pendidikan, interprestasi dan menegakkan
diagnosis serta melakukan pengobatan psikiatri, dan radiologi jarak jauh.
Sejalan dengan kemajuan teknologi komputer dan sistem
digital saat ini, perkembangan telemedicine semakin berkembang. Peralatan
kedokteran dapat menghasilkan gambar digital secara langsung, selain itu juga
dapat mengubah citra video menjadi citra digital. Kini, penggunaan telemedicine
sangat luas sampai sekarang diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordan, India, dan Malaysia. RSF0606094680.
B. Fase Perkembangan
Telemedicine
FASE PERKEMBANGAN
|
RENTANG WAKTU
|
Telegram dan telepon
|
1840-1920
|
1920-1950
|
|
Televisi/ teknologi ruang
angkasa
|
1950-1980
|
1990an
|
C. Manfaat Telemedicine
Manfaat telemedicine mencakup kedalam 3 aspek yang saling
terkait satu sama lain yaitu pasien, dokter dan rumah sakit. Manfaat langsung
bagi pasien adalah:
1.
Mempercepat akses
pasien ke pusat-pusat rujukan.
2.
Mudah mendapatkan
pertolongan sambil menunggu pertolongan langsung dari dokter-dokter pribadi.
3.
Pasien merasakan tetap
dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat dapat memberikan dukungan
langsung.
4.
Menurunkan stres
mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat kerja.
5.
Menseleksi antara
pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan pasien yang tidak perlu
perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di rumah.
D. Aplikasi Telemedicine
1. Skala Mikro
Dilaksanakan oleh salah satu intansi layanan kesehatan
dalam skala terbatas.
2. Skala Makro
·
Aplikasi Sektoral
Terbatas untuk satu subdisiplin ilmu
kedokteran/ bidang layanan kesehatan.
·
Aplikasi Regional
Mencakup
keseluruhan bidang layanan kesehatan terbatas pada wilayah tertentu dalam satu
negara.
·
Aplikasi Nasional
Mencakup
seluruh bidang layanan kesehatan di seluruh wilayah suatu Negara.
E. Aplikasi Telemedicine
di Indonesia
1. Instalansi Sistem
·
Biaya instalansi
·
Teknologi perangkat
lunak
·
Teknologi perangkat
keras
2. Inkorporasi Kedalam
Praktek Kedokteran di Indonesia
·
Tenaga kesehatan
dengan keterampilan layanan kesehatan jarak jauh
·
Penerimaan komunitas
kesehatan dan non kesehatan
3. Pemeliharaan Sistem
·
Biaya pemeliharaan
·
Efektivitas biaya
secara komersial
·
Pengawasan kualitas
layanan
·
Penyesuaian dengan
perkembangan teknologi informasi dan ilmu kedokteran
F. Teknologi dan Medicine
Aplikasi telemedicine sangatlah luas, tergantung dari
materi dan objek transmisi nya. Misalnya: teleradiologi, telepatologi, teledermatologi, telekardiologi, telepsikiatri, teleneurologi, teleedukasi, telekonsultasi, pengobatan telenuklir, teleotorinolaringologi dan penatalaksanaan
trauma jarak jauh. Selain itu dikenal pula berbagai disiplin telemedicine
lainnya seperti telenursing (pelayanan
keperawatan jarak jauh), dan teleprescribing (resep jarak jauh).
Perangkat keras dan lunak telemedicine sangat mahal,
terutama transmisi yang menggunakan saluran pita lebar, sehingga akses pusat
kontrol dan server sebaiknya berada di center-center besar. Namun harus
dibedakan mana yang bisa diaplikasikan sesuai kemampuan, dan mana yang harus
menunggu pemakaian teknologi tinggi. Semua pengiriman pencitraan (image) baik ekokardiografi real time maupun film
citra x-ray , ct-scan ataupun angiogram memerlukan saluran
pita lebar dan jaringan digital dengan biaya tinggi.
2.9
Telehealth
e-Health adalah memanfaatkan internet untuk transmisi
informasi kesehatan.
Telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk pertukaran informasi kesehatan.
Telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk pertukaran informasi kesehatan.
Jadi Telehealth adalah hasil dari
pertukaran tersebut. Berdasarkan definisi tersebut, telehealth mencakup
pula pengertian terpisahnya jarak dan/atau waktu antara pesien dan dokter yang
mendiagnosis atau mengobati.
Teknologi telehealth umumnya dimanfaatkan untuk
beberapa kepentingan, antara lain:
1. Mengirim pelayan kesehatan ke pasien yang berjarak jauh
1. Mengirim pelayan kesehatan ke pasien yang berjarak jauh
2. Mendidik provider, admisnistrator, pasien, dan keluarganya
3. Untuk mengakumulasi data atau memonitor insidensi penyakit sebagai
bagian dari kesehatan masyarakat, epidemiologik, atau biodefense network.
Teknologi telehealth memiliki potensi untuk
memperbaiki akses pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan,
mengurangi kesalahan medis, mengurangi biaya kesehatan, dan lebih
mendistribusikan informasi kesehatan.
A. Teleheatlh Dalam Pelayanan
Keperawatan
Pelayanan kesehatan akan sangat berkembang seiring
perkembangan tekhnologi dan informasi. Termasuk juga pelayanan keperawatan di
masa ke depan akan memanfaatkan perkembangan tekhnologi informasi, misalnya
mengaplikasikan telehealth. Telehelath dalam keperawatan bisa dikembangkan
untuk digunakan dalam bidang pendidikan maupun bidang pelayanan keperawatan.
Dalam bidang pelayanan keperawatan telehealth dapat membantu kegiatan asuhan
keperawatan pada pasien di rumah atau dikenal dengan home care. Dengan adanya
kontribusi telehealth dalam pelayanan keperawatan di rumah atau homecare, akan
banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh pasien dan keluarga, perawat,
instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga pemerintah dalam hal ini adalah
Departemen Kesehatan. Namun demikian untuk bisa mengaplikasikan telehealth
dalam bidang keperawatan banyak sakali tantangan dan hambatannya misalnya:
faktor biaya, sumberdaya manusia, kebijakan dan perilaku.
B. Tinjauan Pustaka
1. Telehealth Dalam
Keperawatan
Istilah seperti telehealth atau telemedicine,
digunakan secara bergantian untuk merujuk pada pelayanan menggunakan tehnologi
elektronik pada pasien dalam keterbatasan jarak. Pada dunia keperawatan dikenal
telehealth dalam keperawatan atau telenursing. Telenursing adalah penggunaan
tekhnologi dalam keperawatan untuk meningkatkan perawatan bagi pasien (Skiba,
1998) Telenursing menggunakan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk
memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Teknologi berupa saluran
elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan
signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai
komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia
dan atau komputer.
Aplikasi telehealth bisa dilakukan di Rumah sakit ,
klinik, rumah dan mobile center. Aplikasi telehealth berupa telepon triage dan
home care adalah yang paling banyak dikembangkan secara luas untuk saat ini
(Russo, 2001).
2. Tekhnologi dalam
Telehealth
Pada telehealth secara umum ada dua tekhnologi yang
dalam pelayanan: store forward dan real time tekhnologi.
Tekhnologi simpan dan sampaikan (store and forward)
misalnya : gambar yang didapatkan dari elektonik seperi tekhnologi x ray,
dapat dikirimkan pada spesialis untuk diinterpretasi. Gambar tersebut saja yang
berpindah pindah.Radiologi, dermatologi, patologi adalah contoh spesialisasi
yang sangat kelihatan menggunakan tekhnologi ini.
3. Tekhnologi real time
Real time adalah tekhnologi yang membuat pasien dan
provider berinteraksi dalam waktu yang sama. Banyak alat telekomunikasi yang
memfasilitasi komunikasi dua arah menggunakan tekhnologi real time dalam
telehealth. Tekhnologi realtime juga dapat membuat alat untuk menstransimisikan
gambar dari tempat yng berbeda. Misalnya kamera untuk mengobservasi keadaan
klien. Tekhnologi realtime memfasilitasi komunikasi dua arah baik audio maupun
video, yang bisa digunakan dalam telehealth.
Sebagai kombinasi realtime dan robotik, seorang dokter
bedah dapat melakukan operasi dengan alat operasi khusus dari jarak tertentu.
Prosedur ini disebut dengan telepresence. Telepresence menjadi salah satu sub
bagian dari telehealth. Saat ini masih sedang dikembangkan karena membutuhkan
sistem yang 100 % reliable dan bandwith yang sangat tinggi.
4. Contoh Telehealth
Pelayanan kesehatan semakin bergeser dari Rumah sakit
menuju Rumah dan komunitas. Banyak rentang petugas kesehatan (ahli gizi,
pekerja social, perawat) sebagai bagian dalam pelayanan kesehatan yang
menggunakan pelayanan terapeutik dengan telehealth.
Salah satu contoh program tlehealth adalah homecare.
Sistem ini menyediakan audio dan video interaktif untuk hubungan antara lanjut
usia di rumah dan telehealth perawat. Perawat memasukkan data data pasien
secara elektronik dan menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan kunjungan,
perawat akan melakukan kunjungan ke pasien.
5. Issue
Telehealth
terdiri dari berbagai jenis bentuk dan telah menunjukkan segi manfaatnya.
Beberapa manfaat dari telehealth misalnya: meningkatkan kualitas pelayanan,
mengurangi waktu, meningkatkan produkstifitas akses, meningkatkan peluang
belajar. Ada beberapa isu yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan
telehealth yaitu :
w Pembiayaan.
Pembiayaan
adalah hambatan dalam penyelenggaraan telehealth. Meskipun dijumpai bahwa
telehealth banyak mempunyai manfaat. Pemerintah masih kurang dalam
mengembangkan telehealth.
w Aspek Legal
Aspek hukum
menyatakan bahwa: warga negara harus dilindungi dari praktek petugas kesehatan
yang tidak baik.
w Standar
keamanan
Perhatian
dalam apliksi tekhnologi dalam pelayanan kesehatan adalah keamaan/keselamatan
pasien. Sistem pelayanan telehealth harus bisa menjamin keselamatan bagi
pasien.
Berkaitan
dengan hal tersebut ANA (American Nursing Association) menerbitkan pedoman
telehealth yaitu : Prinsip dasar telehealth pada tahun 1998, kompetensi
telehealth tahun 1999 dan mengembangkan protokol telehealth pada tahun 2001
w Keamanan Data
Telehealth
memerlukan pencatatan elektronik (elektronik health record), yang rawan
akan privasi, kerahasiaan dan keamanan data. Sehingga penyelenggaraan
telehealth harus bisa menjamin keamanan data.
w Infrastruktur Komunikasi
Infrastruktur telekomunikasi
merupakn bagian dari telehealth yang mempunyai biaya dengan prosentase paling
besar. Isu yang lain, adalah alat untuk hubungan antarmuka (interface)
akan sulit menyelenggarakan telehealth jika tidak ada saling hubungan ( interkoneksi)
antar alat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar