1. Anatomi
dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
A.
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular
Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular
Hanya
dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus
berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup.
Hal ini karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini
akan berfungsi sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak
dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen
dasar:
a)Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa
yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
b)Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran
yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.
c)Darah, berfungsi sebagai media
transportasi segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
4. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular
- Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular
Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung
terus-menerus berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting
seumur hidup. Hal ini karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh.
Fungsi ini akan berfungsi sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan
yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi teridiri dari tiga
komponen dasar:
- a)Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan
terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
- b)Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah
dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.
- c)Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang
akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
A. Letak Jantung
Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di
rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di
sebelah anterior dan vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood,
Lauralee, 2001: 258). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5.
Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median
sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex
cordis berada paling depan dalam rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada
ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung
dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior
(Aurum, 2007).
Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat
300 sakpai 400 gram (Setiadi, 2007: 164).
B.Ruang Jantung
Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik
(ruang), bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas,
atria (atrium, tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan
memindahkannya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari
jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot
kontinu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini
sangat penting, karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah
beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah
beroksigen tinggi (Sherwood, Lauralee, 2001: 259-260).
a)Atrium Dextra
Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan
dibandingkan ventrikel dextra dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior
terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga yang disebut
Auricle. Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior dan septal licin dan
rata. Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang
berjalan parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara
dari vena cava. Vena cava superior bermuara pada didnding supero-posterior.
Vena cava inferior bermuara pada dinding infero-latero-posterior pada muara
vena cava inferior ini terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup
Eustachii. Pada dinding medial atrium dextra bagian postero-inferior terdapat
Septum Inter-Atrialis
Pada pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk
lonjong yang disebut Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian
anterior dan disebut Limbus Fossa Ovalis. Di antara muara vena cava inferior
dan katup tricuspidalis terdapat Sinus Coronarius, yang menampung darah vena
dari dinding jantung dan bermuara pada atrium dextra. Pada muara sinus
coronaries terdapat lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut Katup
Thebesii. Pada dinding atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung,
yaitu Nodus Sino-Atrial terletak di pinggir lateral pertemuan muara vena cava
superior dengan auricle, tepat di bawah Sulcus Terminalis. Nodus
Atri-Ventricular terletak pada antero-medial muara sinus coronaries, di bawah
katup tricuspidalis. Fungsi atrium dextra adalah tempat penyimpanan dan
penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel dextra dan
kemudian ke paru-paru.
Karena pemisah vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup atau pita
otot rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat
bendungan darah di bagian kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam vena
sirkulasi sistemik. Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium dextra akan mengalir
secara pasif ke dalam ventrikel dxtra melalui katup tricuspidalisalis. 20%
sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian secara aktif
ini disebut Atrial Kick. Hilangnya atrial kick pada Disaritmia dapat mengurangi
curah ventrikel.
b)Atrium Sinistra
Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar
tembus dada tidak tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih
tebal dari pada dinding atrium dextra. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus
hanya ada pada auricle. Atrium kiri menerima darah yang sduah dioksigenasi dari
4 vena pumonalis yang bermuara pada dinding postero-superior atau
postero-lateral, masing-masing sepasang vena dextra et sinistra. Antara vena
pulmonalis dan atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu,
perubahan tekanan dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh
darah paru. Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan
bendungan pada paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra
melalui katup mitralis.
c)Ventrikel Dextra
Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium
sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra
dan di medial atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau
setengah bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini
guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan
darah ke dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran
darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap
aliran darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi
sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari
ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu,
tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel
sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga
merupakan akibat dari tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada
tekanan di ventrikel dextra. Disamping itu, secara fungsional, septum lebih
berperan pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti
gerakan ventrikel sinistra.
Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang
disebut Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain.
Trabeculae carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang
disebut Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel
dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk
ventrikel dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup
tricupidalis, trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur
keluar ventrikel dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau
corong, berdinding licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang
disebut Infundibulum atau Conus Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel
dextra dipisahkan oleh Krista Supraventrikularis yang terletak tepat di atas
daun anterior katup tricuspidalis.
Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan,
seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel
dextra mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi
peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada
kasus dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut (seperti pada emboli
pulmonary massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak
cukup kuat, sehingga seringkali diakhiri dengan kematian.
d)Ventrikel Sinistra
Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke
antero-inferior kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut
adalah Annulus Mitralis. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal
dinding ventrikel dextra, sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya.
Tebal ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus
menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi
sitemik, dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga
keberadaan otot-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran,
mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Batas dinding
medialnya berupa septum interventrikulare yang memisahkan ventrikel sinistra
dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga, dimana dasar
segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta.
Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare
(menempati hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua
pertiga dinding septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga
bagian endocardiumnya licin. Septum interventrikularis ini membantu memperkuat
tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat
kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi
daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua
ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium), maka
darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya
jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan
berkurang.
B. Katub-katub Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik
jantung (Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan
(Setiadi 2007: 169). Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka
membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu
satu arah Sherwood, Lauralee, 2001: 261). Katub jantung dibagi dalam dua jenis,
yaitu katub atrioventrikuler, dan katub semilunar.
a)Katub Atrioventrikuler
Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular.
Katub yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga
buah katub disebut katub trukuspid (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari tiga otot
yang tidak sama, yaitu:
- Anterior, yang merupakan paling tebal, dan melekat
dari daerah Infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel
dextra.
- Septal, Melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun membraneus.
Sering menutupi VSD kecil tipe alur keluar.
- Posterior, yang merupalan paling
kecil, Melekat pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-inferior (Aurum,
2007).
Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua daun katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri
dari dua bagian, yaitu daun katup mitral anterior dan posterior. Daun katup
anterior lebih lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal
bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga membagi ruang aliran
menjadi alur masuk dan alur keluar (Aurum, 2007).
b)Katub Semilunar
Disebut semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub, yang
masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee,
2007: 262). Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang
berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri pulmonalis, memisahkan
pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri
dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari
masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole
ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007:
170).
D.Lapisan Jantung
Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun
secara spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood,
Lauralee, 2001: 262). Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:
a)Perikardium (Epikardium)
Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini adalah
suatu membran tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua
lapisan, yaitu (Setiadi, 2007):
Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi
pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan
pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium
parietalis membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan
Perikarduim fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai
pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
b)Miokardium
Myo berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,
membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara
spiral dan melingkari jantung (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Lapisan otot ini
yang akan menerima darah dari arteri koroner (Setiadi, 2007: 172).
c)Endokardium
Endo berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan
epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood,
Lauralee, 2007: 262).
E.Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama
ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua
divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan)
kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf.
Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium,
terutama nodus SA dan AV. Saraf-saraf simpatis jantung juga mempersarafi
atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel
(Sherwood, Lauralee, 2001: 280).
F.Vaskularisasi Jantung
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar
peredaran darah dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari
jantung ke seluruh tubuh, kembali ke jantung (surkulasi sistemik), dan
peredaran darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke jantung
(sirkulasi pulmonal).
a)Arteri
Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal
dari aorta tepat di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi
sebagian besar ventrikel kiri, dan arteri koroner kanan memperdarahi sebagian
besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179).
1.Arteri Koroner Kanan
Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada
dasarnya arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel
kanan, dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri
Atrium Anterior Dextra (RAAB = Right Atrial Anterior Branch) dan Arteri
Coronaria Descendens Posterior (PDCA = Posterior Descending Coronary Artery).
RAAB memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial. PDCA memberikan aliran
darah untuk Nodus Atrio-Ventrikular (Aurum, 2007).
2.Arteri Koroner Kiri
Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama
(LMCA = Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri
Circumflexa (LCx = Left Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior
Sinistra (LAD = Left Anterior Descendens Artery). LCx berjalan pada Sulcus
Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung. LAD berjalan pada
Sulcus Interventricular sampai ke Apex. Kedua pembuluh darah ini
bercabang-cabang dan memberikan lairan darah diantara kedua sulcus tersebut
(Aurum, 2007).
B.Vena
Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner.
Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181):
Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari
miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.
Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan
sebagian besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan.
Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling besar dan
paling penting, berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke dalam
atrium kanan melalui ostinum sinus koronaruis yang bermuara di samping vena
kava inferior.
1. Fisiologi Sistem Kardiovaskular
Jantung berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan metabolisme sel
seluruh tubuh.
A.Struktur Otot Jantung
Otot jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya
otot jantung tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat
involunter. Kontraksi otot jantung dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada
jantung.
B.Metabolisme Otot Jantung
Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot
jantung sangat banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena
metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami
kelelahan.
C.Sistem Konduksi Jantung
Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya
kontraksi otot jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat
melalui system syaraf autonom hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung.
Syaraf simpatis memacu terjadinya kontraksi sedangkan syaraf parasimpatis
menghamabt kontraksi. System kontraksi jantung terdiri atas :
Nodus Sinoatrialkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal sebagai
pacemaker karena impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus ini.
Nodus Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan
berperan sebagai gerbang impuls ke ventrikel.
Bundle His adalah serabut syaraf yang meninggalkan NAV.
Serabut Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke ventrikel
terdapat pada septum interventrikularis.
Serabut Purkinje adalah serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung.
D.Kontraksi Dan Irama Jantung
Kontraksi jantung disebut disebut systole sedangkan relaksasi jantung atau
pengisian darah pada jantung disebut diastole. Irama jantung dimulai dari
pacemaker (NSA) dengan impuls 60-80 kali/menit. Semua bagian jantung dapat
memancarkan impuls tersendiri tetapi dengan frekuensiyang lebih rendah. Bagian
jantung yang memancarkan impuls diluar NSA disebut focus ektopik yang
menimbulkan perubahan irama jantung yang disebut aritmia. Aritmia dapat
disebabkan oleh hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kafein, nikotin karena
hal tersebut dapat menyebabkan fokus ektopik kontraksi diluar kontraksi dari
nodus NSA. Jika terjadi hambatan aliran impuls dari NSA menuju NAV maka impuls
syaraf akan timbul dari nodus NAV dengan frekuensi yang lebih rendah yaitu
sekitar 40-50 kali/menit. Jika ada hambatan pada bundle his atau serabut bundle
kanan dan kiri maka otot jantung akan kontraksi dengan iramanya sendiri yaitu
20-30 kali/menit. Denyut jantung 20-30 kali/menit tidak dapat mempertahankan
metabolisme otot.
E.Suara Jantung
-
Suara jantung terjadi akibat proses kontraksi jantung.
- Suara jantung 1 (S1) timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis.
- Suara jantung 2 (S2) timbul akibat penutupan katup semilunaris aorta dan
semilunaris pulmonal.
- Suara jantung 3 (S3) terjadi akibat pengisian ventrikel pada fase diastole.
- Suara jantung 4 (S4) terjadi akibat kontraksi atrium.
- Suara jantung 3 dan 4 terdengar pada jantung anak.
F.Fase Kontraksi Jantung
Pada fase pengisian ventikel dan kontraksi atrium katup mitral dan trikuspidalis
terbuka darah akan mengalir dari atrium menuju ventrikel. Pada fase kontraksi
ventrikel isometric ventrikel mulai kontraksi dan atrium relaksasi, katup
mitral dan trikuspidalis tertutup dan katup semilunar aorta dan pulmonal belum
terbuka. Pada fase ejeksi ventikuler, katup semilunar aorta dan semilunar aorta
dan semilunar pulmonal terbuka sehingga darah mengalir dari ventrikel menuju
aorta dan arteri pulmonalis. Pada fase relaksasi isovolumentrik terjadi
relaksasi ventrikel dan katup semilunar aorta dan pulmonal menutup sedangkan
katup mitral dan katup trikuspidalis belum terbuka.
G.Cardiac Output
Cardiac Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per menit.
Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan sinkron,
sehingga darahpun dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik.
Besar cardiac output ini berubah-ubah, tergantung kebutuhan jaringan perifer
akan oksigen dan nutrisi. Karena curah jantung yang dibutuhkan juga tergantung
dari besar serta ukuran tubuh, maka diperlukan suatu indikator fungsi jantung
yang lebih akurat, yaitu yang dikenal dengan sebutan Cardiac Index. Cardiac
index ini didapatkan dengan membagi cardiac output dengan luas permukaan tubuh,
dan berkisar antara 2,8-3,6 liter/menit/m2 permukaan tubuh.
Stroke Volume adalah volume darah yang dikeluarkan oleh ventrikel/detik.
Sekitar dua per tiga dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastole
(volume akhir diastolic) dikeluarkan selama sistolik. Jumlah darah yang
dikeluarkan tersebut dikenal dengan sebutan Fraksi Ejeksi; sedangkan volume
darah yang tersisa di dalam ventrikel pada akhir sistolik disebut Volume Akhir
Sistolik. Penekanan fungsi ventrikel, menghambat kemampuan ventrikel untuk
mengosongkan diri, dan dengan demikian mengurangi stroke volume dan fraksi
ejeksi, dengan akibat peningkatan volume sisa pada ventrikel.
Cardiac output (CO) tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah
variable, yaitu: frekuensi jantung dan stroke volume. CO = Frekuensi Jantung x
Stroke Volume. Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan cukup stabil
meskipun ada pada salah satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada
variable yang lain.
Apabila denyut jantung semakin lambat, maka periode relaksasi dari ventrikel
diantara denyut jantung menjadi lebih lama, dengan demikian meningkatkan waktu
pengisian ventrikel. Dengan sendirinya, volume ventrikel lebih besar dan darah
yang dapat dikeluarkan per denyut menjadi lebih banyak. Sebaliknya, kalau
stroke volume menurun, maka curah jantung dapat distabilkan dengan meningkatkan
kecepatan denyut jantung. Tentu saja penyesuaian kompensasi ini hanya dapat
mempertahankan curah jantung dalam batas-batas tertentu. Perubahan dan
stabilisasi curah jantung tergantung dari mekanisem yang mengatur kecepatan
denyut jantung dan stroke volume.